Cuaca Dingin Jadi Trending

 

pixabay.com


Deputi Bidang Klimatologi Badan Klimatologi Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Herizal pada 2021 mengatakan, fenomena suhu udara dingin sebetulnya merupakan fenomena alamiah yang terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau (Juli – September).

Pada periode tersebut wilayah Pulau Jawa hingga NTT menuju periode puncak musim kemarau. Periode ini ditandai bergerakan angin dari arah timur, berasal dari benua Australia yang berada dalam periode musim dingin.

Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia tersebut, menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan angin Monsun Dingin Australia.

Selain dampak angin dari Australia, berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara turut berpengaruh ke suhu yang dingin di malam hari. Sebab, tidak adanya uap air dan air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.

Kesimpulan, dari hasil pemeriksaan Tim Cek Fakta Tempo, klaim yang menyatakan fenomena Aphelion menyebabkan cuaca lebih dingin dari tahun sebelumnya, adalah keliru.

Fenomena Aphelion telah berlangsung pada 4 Juli 2022. Pesan semacam ini beredar sejak 2018, meski telah dibantah beberapa kali oleh BMKG dan LAPAN.

Aphelion tidak berdampak langsung pada kenaikan maupun penurunan suhu di permukaan bumi.

Sumber: @mgmpipasmppbg Satelit IPA volume 1 tahun 2022.

Komentar